Artikel ALAT TANGKAP IKAN TRADISIONAL BERDASARKAN PARAMETER SELEKTIVITAS DAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN CODE OF CONDUCT FOR RESPONSIBLE FISHERIES DI PULAU MAHUMU

TRADITIONAL FISHING GEARS BASED ON SELECTIVITY AND BY-CATCHING PARAMETERS IN CODE OF CONDUCT FOR RESPONSIBLE FISHERIES ON MAHUMU ISLAND

  • Julius Frans Wuaten Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Ishak Bawias Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Yuliana Tatontos Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Yana Sambeka Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Dekrist Kapai Politeknik Negeri Nusa Utara
Keywords: CCRF, Alat Tangkap Ikan Tradisional, Perikanan Yang Bertanggung Jawab, Sangihe, Code of Conduct for Responsible Fisheries, Traditional Fishing Equipment, Responsible Fisheries

Abstract

Apabila keberadaan alat tangkap tradisional yang digunakan oleh nelayan berpotensi untuk merusak ekosistem terumbu karang di sekitar pulau-pulau kecil di Kepulauan Sangihe, maka aktivitas penangkap ikan akan berdampak buruk bagi kelestarian lingkungan perairan pesisir pantai. Dibutuhkan penelitian yang sistematis dan obyektif berdasarkan kode etik tatalaksana perikanan yang bertanggung jawab (Code of Conduct for Responsible Fisheries, FAO 1995) terhadap metode dan jenis alat tangkap tradisional yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang di fokuskan pada dua tempat yang menjadi sampel yaitu Pulau Mahumu dan Pulau Bebalang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk kuesioner. Responden dalam hal ini adalah nelayan pemilik alat tangkap ikan yang ada di Pulau Mahumu. Pada kuesioner tersebut digunakan pembobotan 1 sampai dengan 4 dalam setiap poin pertanyaan yang mengacu kepada 9 kriteria alat tangkap ramah lingkungan (Firdaus et al. 2017 dalam Pramesthy dan Mardiah, 2019). Hasil penelitian menemukan beberapa kesimpulan yaitu : a). Terdapat 5 jenis alat tangkap ikan tradisional yang dioperasikan di perairan pulau Mahumu, yaitu Soma Paka (gillnet), Soma Tagaho (Pukat dampar), Buya-buya (Tuna hand line), Bawae’ Noru (Hand line) dan Papiti (Senapan Ikan ). b). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa alat tangkap Pancing Tuna (Buya-buya) memiliki tingkat selektivitas yang sangat baik. Selain itu, data penelitian juga menunjukkan bahwa hanya ada 1 jenis alat tangkap ikan yang ada di Pulau Mahumu, yang memiliki hasil tangkapan sampingan minimumnamun memiliki nilai pasar yang tinggi, yaitu alat tangkap Bawae’ Noru.

 

If the existence of traditional fishing gear used by fishermen has the potential to damage coral reef ecosystems around small islands in the Sangihe Islands, fishing activities will have a negative impact on the environmental sustainability of coastal waters. A systematic and objective research is needed based on the Code of Conduct for Responsible Fisheries, (FAO 1995) on the methods and types of traditional fishing gear used by fishermen in the Sangihe Islands Regency, focusing on two sample locations, namely Mahumu Island and Bebalang Island. Data collection techniques were carried out by compiling a list of questions posed to respondents in the form of a questionnaire. Respondents in this case are fishermen who own fishing gear on Mahumu Island. The questionnaire uses a weighting of 1 to 4 in each question point that refers to 9 criteria for environmentally friendly fishing gear (Firdaus et al. 2017 in Pramesthy and Mardiah, 2019). The results of the study found several conclusions, namely: a). There are 5 types of traditional fishing gear operated in the waters of Mahumu Island, namely Soma Paka (gillnet), Soma Tagaho (Pukat dampar), Buya-buya (Tuna hand line), Bawae' Noru (Hand line) and Papiti (Senapan Ikan ). b). Based on the results of the study, it can be seen that the Pancing Tuna (Buya-buya) fishing gear has a very good level of selectivity. In addition, research data also shows that there is only 1 type of fishing gear on Mahumu Island, which has a minimum by-catch but has a high market value, namely Bawae' Noru fishing gear.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonimous. 2019. Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Sangihe. Tahuna.

Dahuri, R. 1993. Model Pembangunan Sumberdaya Perikanan Secara Berkelanjutan. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia I: 297-316.

Dahuri, R. 2000. Pembangunan Kawasan Pesisir dan Lautan. Tinjauan Aspek Ekologis dan Ekonomi. Jurnal Ekonomi Lingkungan.

Direktorat Produksi. Direktorat Jenderal Perikanan. 2000. Petunjuk Teknis Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan. Jakarta

FAO (2011). Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF).

Jorgensen, C., Ernande, B. & FIksen, O., 2009. Size Selectivity Fishing Gear and Life History Evolution in The Norhteast Arctic Cod. Evolutionary Applications, 2(3), Hal: 356-370.

Nofianti dan Qomariah., (2017). Ringkasan Buku Metode Penelitian Survey. Pekanbaru. 59 hal.

Pramesthy.T, Mardiah. R (2019). Analisis Alat Penangkap Ikan Berdasarkan Kode Etik Tatalaksana Perikanan Bertanggung Jawab di Perairan Dumai. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 9 Nomor 2. Desember 2019 Halaman : 151 – 164.

Tarsono.,A & Prasetyo.,S.2017.Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan Sebagai Solusi Pengganti Alat Tangkap Cantrang. Jurnal Riset Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang.

PP No. 6 Tahun 2020 tentang Bangunan dan Instalasi Laut. Sekertaris Negara Republik Indonesia, Jakarta.

PP Nomor 27 Tahun 2021 Tentang Tata Kelola Sektor Kelautan dan Perikanan. Sekertaris Negara Republik Indonesia, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Sekertaris Negara Republik Indonesia, Jakarta.

Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan. Sekertaris Negara Republik Indonesia, Jakarta.

Wuaten,.J.F & Tamarol,.J, 2015. Pemetaan Luas Tutupan Karang Hidup di Perairan Kampung Kolongan Akembawi, Rendingan dan Tawoali Pulau Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Tindalung Volume 1 Nomor 1. Politeknik Negeri Nusa Utara. Tahuna. Hal.12-17.

Wuaten,.J.F. 2011. Kajian Perikanan Tangkap Ikan Julung-Julung di Perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Thesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Published
2022-12-07