Daya Tetas Telur dan Keberhasilan Hidup Larva Sampai Umur 4 Hari Ikan Nila (Oreochromis Niloticus, Bleeker) di Salinitas yang Berbeda

(Hatchability Eggs and Successful Living Up to Age 4 Days of Tilapia (Oreochromis Niloticus, Bleeker) Larva in Different Salinity)

  • Edwin O. Langi Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Julianti Pintha Politeknik Negeri Nusa Utara
Keywords: daya tetas telur, keberhasilan hidup larva, nila, salinitas

Abstract

Penyediaan benih yang berkualitas, baik dalam jumlah maupun waktu yang tepat merupakan faktor utama untuk menjamin kelangsungan usaha budidaya pembesaran ikan sampai ukuran konsumsi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas benih adalah penetasan. Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya tetas telur ikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan salinitas terhadap persentase penetasan telur, laju penetasan telur dan persentase kelangsungan hidup larva umur 4 hari.Semakin tinggi salinitas persentase penetasan telur semakin rendah. Jumlah persentase penetasaan telur tertinggi terdapat pada salinitas 10 ppt (92%), kemudian salinitas 15 ppt (41%), lalu kemudian diikuti oleh salinitas 20 ppt (14%) dan salinitas 25 ppt (3%). Pada salinitas 30 dan 35 ppt tidak ada telur yang menetas.Penetasan telur menjadi larva ikan nila terjadi pada salinitas yang rendah, yaitu 10, 15 dan 20 ppt, Hasilnya tertinggi di tiap jam ditemukan pada salinitas 10 ppt, kemudian diikuti pada salinitas 15 ppt dan terendah pada salinitas 20 ppt. Pada salinitas 25 ppt, telur ikan nila menetas hanya pada hari pertama, namun di jam berikutnya tidak ada telur lagi yang menetas (gagal tetas). Pada salinitas 30 dan 35 ppt tidak ada telur yang menetas. Persentase kelangsungan hidup larva ikan nila umur 4 hari dengan hasil tertinggi ditemukan pada dua salinitas yang rendah, yaitu 10 dan 15 ppt, yaitu SR sebanyak 100% (hidup semua), sedangkan di salinitas 15 ppt, di hari ke-4 tidak ada yang hidup (SR = 0%).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amri, K., dan Khairuman. 2009. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. 358 hal.

Darwisito, S. 2006. Kinerja Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Mendapat Tambahan Minyak Ikan dan Vitamin E dalam Pakan yang Dipelihara pada Salinitas Media Berbeda. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 147 hal.

Diana, A.N., E.D. Masitha, A.T. Mukti, dan J. Triastuti. 2010. Embriogenesis dan Daya Tetas Telur Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Salinitas
Berbeda. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. 1–12 hal.

Dodianto, R., Mopatu, A. Malatunduh, Samudi dan Habil. 2012. Produksi Benih Sebar Ikan Nila dalam Laporan Tahunan Balai Budidaya Air Tawar
Tatelu. Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Tawar Tatelu. 155 hal.

Effendi, I. 2009. Pengantar Akuakultur. 188 hal. Jakarta: Penebar Swadaya.

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Cetakan Kedua ISBN: 979-8948-23-8. 163 hal. Yogyakarta: Yayasan Pustakatama.

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 1 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. hal. 165-174.

Hadid, Y., M. Syaifudin, dan M. Amin. 2014 Pengaruh Salinitas terhadap Daya Tetas Telur Ikan Baung (Hemirbagrusnermulus, Blkr). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1):78–92 hal.

Langi, E.O., dan M.A. Kaim. 2015. Konsumsi dan Efisiensi Pakan Daging Rucah untuk Kawin (Caranx spp) yang Dipuasakan secara Periodik di Kurungan Jaring Apung Teluk Talengen-Sangihe. Jurnal Ilmiah Tindalung. ISSN : 2442 – 7381. Vol. 1 No. 1. Hal 18 – 24.

Langi, E.O., J.E. Saselah, F.S. Mehare, C.I. Sarapil dan F. Hatimanis. 2015. Produksi Teripang (Sea cucumber) Komersil di Teluk Talengen-Sangihe
dengan Teknik Mutilasi Organ Tubuh dan Pemijahan Buatan dari Limbah Gonad. Modul Pelatihan. Politeknik Negeri Nusa Utara Tahuna,
didanai oleh Bank Indonesia Cabang Manado. 49 hal.
Published
2016-11-01