https://e-journal.polnustar.ac.id/tkrg/issue/feedJurnal Ilmiah Tatengkorang2025-06-14T02:48:51+00:00Ely John Karimelaelyjohnnkarimela@polnustar.ac.idOpen Journal Systems<p>Information and Communication Service, Health, Maritimes</p> <p>p- ISSN:<a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2598-8905" target="_blank" rel="noopener">2598-8905</a></p> <p>e-ISSN: <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2655-285X" target="_blank" rel="noopener">2655-285X</a></p>https://e-journal.polnustar.ac.id/tkrg/article/view/605UPAYA PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN WARGA BINAAN DI LAPAS KELAS IIB TAHUNA2025-06-14T02:48:51+00:00Yenny Budiman Makahaghiymakahaghi@Gmail.comFerdinan GansalangiFerdinand.gansalangi@gmail.comConny Juliana Surudaniconny_surudani@yahoo.comNansy Delia Pangandahengdelia_kyuya@yahoo.com<p><em>Penitentiary as one of the law enforcement institutions, is the estuary of the criminal justice system which imposes prison sentences on the defendants. Efforts to improve health are activities to maintain and improve health which aims to achieve optimal health status for the community. One strategy to achieve public health status is to provide understanding, knowledge and public awareness to improve their health status. The aim of this PKMS is to increase the knowledge, awareness, willingness and ability of prison inmates to be able to carry out healthy living behaviors. At the medical examination, the results obtained showed that the predominant male was the highest (above normal limits) on uric acid and blood sugar examination. The service team also conducts health counseling to inmates and officers about degenerative diseases and they understand and are willing to adopt healthy living behaviors. The conclusion is that the inmates and class IIB Tahuna prison officers understand and understand the importance of maintaining health and clean and healthy living behavior through health education that has been given by the service team.</em></p> <p><em>Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu institusi penegak hukum, merupakan muara dari peradilan pidana yang menjatuhkan pidana penjara kepada para terdakwa. Upaya peningkatan kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu strategi untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat adalah dengan memberikan pemahaman, pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Tujuan PKMS ini yaitu meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan warga binaan lapas untuk dapat melakukan perilaku hidup sehat. Pada pemeriksaan kesehatan hasil yang diperoleh menunjukan bahwa laki-laki dominan paling tinggi (diatas batas normal) pada pemeriksaan asam urat dan gula darah. Tim pengabdi juga melakukan penyuluhan kesehatan pada warga binaan dan petugas tentang penyakit degenerative dan mereka memahami serta mau menerapkan perilaku hidup sehat. Kesimpulannya bahwa warga binaan dan petugas Lapas kelas IIB Tahuna memahami dan mengerti tentang pentingnya menjaga Kesehatan serta perilaku hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan kesehatan yang sudah diberikan oleh tim pengabdi.</em></p>2025-02-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARAhttps://e-journal.polnustar.ac.id/tkrg/article/view/676STIMULASI HEALTH LITERACY PADA KELOMPOK REMAJA SEBAGAI BENTUK PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR2025-06-14T02:47:45+00:00Valen Fridolin Simakvalensimak@unsrat.ac.idSefti Selfijani Jehermia Rompasseftirompas@unsrat.ac.id<p><em>The development of technology today greatly influences the behavioral patterns of adolescents. This is evidenced by the increasing adolescent health issues such as deviant sexual behavior, smoking habits, and alcohol consumption. The challenges faced by partners include limited access for adolescents to health services, limited mobility among adolescents which can lead to weight gain, a contributing factor to chronic diseases (Hypertension, Diabetes Mellitus), and the lack of knowledge related to deviant behaviors in adolescence that affect their health. Additionally, there is a lack of available adolescent health information in schools. The method used in this activity was packaged in the form of games and role-plays, conducted face-to-face once a week over two weeks at two schools/partners. The results showed an increase in knowledge, with over 90% of adolescents being able to understand and explain non-communicable diseases in simple terms, including their definition, causes, and prevention. Therefore, schools need to integrate health literacy into the curriculum to ensure that all students have equal access to important health information. Furthermore, parents and the community play a key role in supporting healthy behavioral changes in adolescents</em></p> <p><em>Berkembangnya teknologi di saat ini sangat mempengaruhi pola perilaku dari remaja tersebut. Hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya masalah kesehatan remaja seperti perilaku seksual menyimpang, kebiasaan merokok, alkohol. Permasalahan mitra yang dijumpai adalah minimnya keterjangkauan remaja untuk mencapai layanan kesehatan, minimnya mobilisasi remaja sehingga dapat berdampak pada penambahan berat badan yang menjadi salah satu faktor penyumbang masalah penyakit kronis (Hipertensi, Diabetes Melitus), minimnya pengetahuan berkaitan dengan perilaku menyimpang pada usia remaja yang berkaitan dengan kesehatan remaja serta tidak tersediannya informasi Kesehatan Remaja di Sekolah. Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan ini dikemas dalam bentuk permainan dan role-play dengan tatap muka 1x selama 2 minggu pelaksanaan pada kedua sekolah/mitra. Hasil kegiatan yang dilakukan adalah menemukan peningkatan pengetahuan pada remaja > 90% mengetahui dan mampu menjelaskan tentang penyakit tidak menular secara sederhana berkaitan dengan pengertian, penyebab dan tentang pencegahannya. Oleh karena itu, sekolah perlu mengintegrasikan literasi kesehatan ke dalam kurikulum untuk memastikan semua siswa memiliki akses yang sama terhadap informasi kesehatan yang penting. Selain itu, Orang tua dan komunitas berperan penting dalam mendukung perubahan perilaku sehat pada remaja</em></p>2025-03-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARAhttps://e-journal.polnustar.ac.id/tkrg/article/view/675Edukasi dan Pendampingan Penerapan Perilaku “BORIA” dalam Upaya Penurunan Kejadian Diabetes Melitus di Desa Genaharjo Kec. Semanding Kab. Tuban2025-06-14T02:48:34+00:00Nabila Nur Cahyaninnabilanurci@gmail.comTeresia Retna Puspitadewiteresiaretno@yahoo.comMirna Tri Cahyanialohaayy03@gmail.comNoviatul Nurjanahnovinurjanahtbn@gmail.comDevia Fatimatus Azarodeviafat05@gmail.comDhevina Yogi Ara Iriantidhevinayogi@gmail.com<p><em>In the era of globalization, which is where there is a global era, there is a shift from infectious diseases to non-communicable diseases such as the emergence of more and more degenerative diseases, one of which is Diabetes Mellitus (DM). Diabetes mellitus is one of the diseases that are most suffered by the Indonesian people. This disease is called a silent killer because patients are often unaware so they are prone to complications Diabetes mellitus has the main cause, namely an unhealthy lifestyle. On the other hand, the people of Genaharjo Village, Semanding District, Tuban Regency have a habit of drinking coffee, staying up late, and among others obesity. This is the basis for the implementation of the student creativity program by providing an overview and explanation related to diabetes mellitus, the implementation of healthy living behaviors with the "BORIA" program and "BORIA" gymnastics assistance. As a result of holding this program, the majority of the elderly have almost all implemented the "BORIA" program as many as 15.4 (77%). It is hoped that this program can help the community in Genaharjo Village in an effort to control and prevent complications due to diabetes mellitus</em></p> <p><em>Sejumlah penyakit tidak menular, seperti meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus (DM), telah menggantikan penyakit menular di era globalisasi ini. Salah satu penyakit yang paling umum di Indonesia adalah diabetes melitus, yang dianggap dapat menimbulkan sejumlah komplikasi dan penyakit serius. Pasien sering kali tidak menyadarinya, sehingga mereka rentan terhadap konsekuensinya, itulah sebabnya penyakit ini disebut sebagai pembunuh diam-diam. Penyebab utama diabetes melitus adalah gaya hidup yang tidak sehat. Di sisi lain, masyarakat Desa Genaharjo Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban memiliki kebiasaan minum kopi, begadang, dan diantaranya obesitas. Hal tersebut yang mendasari pelaksanaan program kreativitas mahasiswa dengan memberikan gambaran dan penjelasan terkait diabetes melitus, penerapan perilaku hidup sehat dengan program “BORIA” serta pendampingan senam “BORIA”. Hasil diadakannya program ini, mayoritas lansia hampir seluruhnya telah menerapkan program “BORIA” sebanyak 15,4 (77%). Harapannya program ini dapat membantu masyarakat di Desa Genaharjo dalam upaya mengendalikan dan mencegah terjadinya komplikasi akibat diabetes melitus. </em></p>2025-03-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARAhttps://e-journal.polnustar.ac.id/tkrg/article/view/695EDUKASI BERBASIS MODEL PEER GROUP TERHADAP PERILAKU IBU MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS2025-06-14T02:48:18+00:00Sefti Selfijani Jehermia Rompasvalensimak16@gmail.comMeilany F. Durrymeilanydurry@unsrat.ac.idNi Wayan Mariatiniwayan.mariati07@gmail.com<p><em>Cervical cancer is the leading cause of death among women with the highest prevalence in Indonesia. Cervical cancer is predominantly transmitted through sexual contact, with 493,243 new cases reported annually worldwide, resulting in 273,505 deaths per year. Available data indicate that the majority of women diagnosed with cervical cancer are already in advanced stages. Delays in seeking healthcare services can have severe consequences. This community service initiative aims to provide education and screening for women to facilitate early detection of cervical cancer, thereby promoting optimal growth, development, and health in the working area of the Tuminting Community Health Center. The activities carried out include educating women using the Peer Education model, followed by Pap Smear screening. The results of this initiative show an increase in women's knowledge and motivation to undergo screening or early detection of cervical cancer among all participants. Through this program, it is expected to educate and improve women’s knowledge, decision-making, and behavior related to early cervical cancer detection.</em></p> <p><em>Kanker serviks adalah penyebab kematian wanita dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Kanker serviks ditularkan sebagian besar melalui hubungan seksual, diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Data yang ada dijelaskan bahwa mayoritas ibu yang datang dengan diagnosa kanker serviks telah stadium lanjut. Terlambatnya datang ke pusat pelayanan kesehatan akan memberikan dampak yang buruk. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberika edukasi dan melakukan skrini pada kelompok Ibu untuk deteksi dini kanker serviks, mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting. Kegiatan yang dilakukan meliputi edukasi ibu menggunakan model Peer Education serta diikuti oleh Skrining pemeriksaan Pap Smear. Hasil kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan dan motivasi ibu melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks pada semua peserta Pengadian. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan pengetahuan, pengambilan keputusan dan perilaku ibu yang berkaitan dengan deteksi dini kankers serviks.</em></p>2025-03-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARAhttps://e-journal.polnustar.ac.id/tkrg/article/view/703Strategi Pemberdayaan Nelayan dalam Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Kearifan Lokal di Pulau Para2025-06-14T02:48:01+00:00Getruida Nita Mozesmozesnita@gmail.comEunike Irene Kumaseheunikeirene@gmail.com<p>Penetapan kawasan konservasi di Pulau Para Lelle, Kabupaten Kepulauan Sangihe, telah mengakibatkan penyempitan wilayah tangkap ikan yang berdampak pada kebutuhan masyarakat akan sumber penghidupan baru. Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, sejak tahun 2020 dilakukan pengembangan sektor pariwisata berbasis potensi alam dan budaya lokal sebagai alternatif mata pencaharian yang bertujuan menarik kunjungan wisatawan ke wilayah Para. Penelitian bertujuan merumuskan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan dalam pengembangan daya tarik wisata berbasis kearifan lokal. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui identifikasi potensi wilayah, pemetaan pelatihan pengembangan sumber daya pariwisata, serta penguatan kelembagaan masyarakat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan homestay, pemanduan wisata berbasis budaya, promosi digital, serta pelestarian praktik tradisional seperti pembuatan garam, penangkapan ikan dengan <em>soma batu</em>, dan <em>surf fishing</em> mendorong partisipasi inklusif dalam sektor pariwisata. Pengembangan dilakukan berdasarkan prinsip konservasi dan pariwisata berbasis masyarakat untuk menciptakan model pengelolaan yang adaptif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan pesisir.</p>2025-03-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA