PEMBUATAN AKUARIUM DAN SIRKULASI AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN GIRU Amphiprion sp. DI KAMPUNG TALENGEN KECAMATAN TABUKAN TENGAH
FISH AQUARIUM EQUIPPED WITH WATER CIRCULATION FOR AMPHIPRION sp. CULTIVATION IN TALENGEN VILLAGE CENTRAL TABUKAN DISTRICT
Abstract
Akuarium secara umum selalu dijadikan sebagai wadah untuk membudidayakan ikan hias, baik ikan air tawar maupun air laut. Salah satu jenis ikan hias air laut yang dibudidayakan menggunakan akuarium yaitu ikan giru atau yang lebih dikenal dengan nama ikan badut, klon atau nemo. Membudidayakan ikan giru di dalam akuarium mengharuskan adanya substrat yang baik untuk ikan giru yang memberikan perlindungan dan tempat berteduh untuk ikan giru serta sirkulasi air yang baik untuk menjaga kualitas dan kuantitas air sebagai media pemeliharaan ikan itu. Kegiatan pengabdian kemitraan masyarakat ini dilakukan kepada kelompok masyarakat di Kampung Talengen yang bertujuan memberi pengetahuan tentang pembuatan wadah akuarium dan sirkulasi air dalam budidaya ikan giru. Kegiatan ini dilakukan mencakup kunjungan lapangan (survei), penyampaian materi, pelatihan, evaluasi dan monitoring. Hasil kegiatan yang telah dilakukan menunjukkan kelompok masyarakat Kampung Talengen sudah mengenal dan dapat membuat akuarium secara mandiri serta menyusun shelter berupa mangkuk tanah liat sebagai substrat tempat penempelan anemone dan pompa filter. Selanjutnya hasil evaluasi dan pemantauan menunjukkan masyarakat Kampung Talengen tidak menghadapi kendala dalam membuat akuarium. Hanya saja dalam penanganan ikan giru tahap awal perlu dilakukan secara baik untuk mengurangi tingkat stress ikan dan anemone. Beberapa orang dari mereka telah berinisiatif untuk melakukan budidaya ikan giru di akuarium yang sudah ada. Hal tersebut menunjukkan penerimaan masyarakat untuk menerapkan teknologi budidaya ikan hias air laut menggunakan akuarium yang relatif baru di Kampung Talengen.
Aquariums have been effectively used for rearing both freshwater and seawater ornamental fish. One important marine ornamental fish cultivable in an aquarium is the clownfish or better known as nemo. Rearing clownfish in an aquarium requires good substrates for anemones that provide the clownfish with protection and shelter as well as good water circulation to maintain water quantity and quality as a rearing medium for the fish. Conducted in Talengen village, this community partnership service aimed to provide knowledge to Talengen village’s community on how to design aquarium well equipped with water circulation for clownfish cultivation. This community service involved field survey, demonstrations on how to construct aquarium, substrate for anemone and water pump, training, evaluation and monitoring. The results showed that the community in Talengen Village already knew how to build a fish aquarium, created shelter in form of a clay bowl as a substrate for anemone and installed water filter pumps for maintaining water quality. Although the local people did not have any problems in constructing an aquarium equipped with substrate for anemone and water circulation, they need further training on how to handle clownfish and anemones properly to reduce the animals’ levels of stress. With our team’s help, however, the people in the village have taken initiative to cultivate clownfish in aquariums provided through this community service, strongly suggesting the public's acceptance of the relatively new technology the practice of clownfish cultivation introduced to them.
Downloads
References
Alexrod H R, Burgess W E, Pronek N, Wall’s JG. 1995. Atlas of Fresh Water Aquarium Fishes. Eight edition. TFH Publication, Inc. New York. USA, 335 pp
Lesmana D S & Dermawan I. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Penebar Swadaya. 159 pp
Mills D. 1986. You and Your Aquarium. Alfred A. Knopf Inc. Toronto. Canada. 75 pp
Sakurai A, Sakamoto Y, Moro F. 1990. Aquarium Fish of The World. Chronicle Book, San Fransisco. 288 pp
Saparinto C. 2016. Bisnis Ikan di Lahan Sempit. Penebar Swadaya. Jakarta
Satyani D & Priono B. 2012. Penggunaan Berbagai Wadah Untuk Pembudidayaan Ikan Hias Air Tawar. Media Akuakultur, 7(1): 14-19
Schaduw J. N. W & Ngangi E. 2015. Karakteristik lingkungan perairan Teluk Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai kawasan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii. Budidaya Perairan. 3(2): 29-44
Silalahi D R A, Ngangi E L A, Undap S L. 2015. Kelayakan lokasi untuk pengembangan budidaya karang hias di Teluk Talengan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Budidaya Perairan. 3(1): 108-113
Tomasoa A M, Azhari D, Balansa W. 2018. Pertumbuhan dan Pematangan Gonad Ikan Giru Amphiprion clarkii Yang Diberi Pakan Mengandung Hormon Oodev. Jurnal Teknologi dan Kelautan, 9(2): 163-168
Tomasoa A M, Balansa W, Rieuwpassa F J. 2019. Pembesaran Ikan Nila Menggunakan Kolam Terpal Secagai Wadah Budidaya Di Kampung Tariang Lama Kecamatan Kendahe Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Ilmiah Tatengkorang, 3: 39-44