PENINGKATAN KUANTITAS PANCING ULUR “NANNUNGA” SEBAGAI STIMULUS BAGI NELAYAN NELAYAN KAMPUNG BENGKETANG KECAMATAN TABUKAN UTARA

INCREASING THE QUANTITY OF THE “NANNUNGA” BOTTOM HAND LINE AS A STIMULUS FOR FISHERS IN BENGKETANG VILLAGE, NORTH TABUKAN DISTRICT

  • Fitria Fresty Lungari Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Joneidi Tamarol Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Mukhlis Abdul Kaim Politeknik Negeri Nusa Utara
Keywords: Pancing ulur, nannunga, bengketang

Abstract

Kampung Bengketang merupakan kampung dipesisir kecamatan Tabukan Utara yang sebagian masyaraktnya menggantungkan diri dari hasil laut, seperti menangkap ikan dasaran. Salah satu alat tangkap yang sering digunakan adalah pancing ulur dasar “nannunga”. Alat tangkap ini penggunaannya menjadi salah satu alat tangkap yang banyak diandalkan nelayan dan umumnya berbahan baku tali damyl Indonesia. Seiring dengan pemakaian yang hampir setiap hari, tentunya membuat kekuatan dari tali semakin hari semakin menurutn. Nelayan kampung Bengketang mulai berinovasi dengan menggant tali dolphin philipin.Tentunya hal ini menjadi tantangan baru, karena harganya jauh lebih mahal. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan stimulus bagi nelayan kampung Bengketang untuk meningkatkan produktivitas dalam penggunaan pancing ulur “nannunga” sebagai salah satu cara meningkatkan taraf hidup. Metode yang digunakan yaitu Partisipatory Rural Apprasial.Hasil yang diperoleh yaitu setelah pemberian stimulus bagi nelayan Bengketang, terlihat ada peningkatan jumlah hasil tangkapan dari dua kali melaut pasca pengabdian yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian stimulus, konsisten memberikan dampak positif bagi nelayan Bengketang yang menjadi mitra.

Bengketang Village is a coastal village in the North Tabukan sub-district, where most of the people depend on marine products, such as fishing for bottom fish. One of the fishing gear that is often used is the "nannunga" bottom hand line. This fishing gear is used as one of the fishing gear that many fishermen rely on and is generally made from Indonesian damyl rope. Along with almost daily use, of course, the strength of the rope is getting more and more obedient. Fishermen from Bengketang village started to innovate by changing the dolphin ropes from the Philippines. Of course this is a new challenge, because the price is much more expensive. This service aims to provide a stimulus for Bengketang village fishermen to increase productivity in the use of the "nannunga" bottom hand line as a way to improve their standard of living. The method used is Participatory Rural Appraisal. The results obtained are that after the provision of a stimulus for Bengketang fishermen, it appears that there is an increase in the number of catches from going to sea twice after the service is carried out. This shows that the provision of stimulus consistently has a positive impact on Bengketang fishermen who are partners.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adimihardja K, Hikamt H. 2001. Tinjauan Buku Sebuah Varian dari P.R.A.- Participatory Research Appraisal dalam Pelaksanaan Pengabdian pada Masyarakat, Modul Latihan. Humaniora Utama Press, Bandung.

Chaliluddin A. M, Ikram M, Liunjanda D. 2019. Identifikasi Alat Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan Berbasis CCRF di Kabupaten Pidie, Aceh. Jurnal Galung Tropika, 8 Vol 3. Hal 197 – 208.

Food and Agricultural Organitation of the United Nations. 2007. Poverty in fishing communities poses serious risks, http://www.fao.org/Newsroom/en/news/2007/1000544/index.html.

Janetius S.T, Christopher A. 2019. Existential Struggles and the Perennial Poverty among Small-Scale DeepSea Fishermen: An Ethnographic Study. Texila International Journal of Psychology Vol 4, Issue 1.

Kementerian Kelautan dan Perikanan.2010. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No Kep.06/MEN/2010 Tentang Alat Penangkapan Ikan di Wilayan Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Puspito G. 2009. Pancing. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Rahmat, E. 2007. Penggunaan Pancing Ulur (Hand Line) untuk Menangkap Ikan Pelagis Besar di Perairan Bacan, Halmahera Selatan. Balai Riset Perikanan Laut. 6(1):29-33.

Ram, D. C. 1995. Dynamics of the deep-water snapper (Pristipomoides) resources in tropical Australia. Joint FFA/SPC Workshop on the management of South Pacific Inshore fisheries. Noumea. New Caledonia, 26 June-7 July 1995.

Sumardi, Z., Sarong, M. A., & Nasir, M. 2014. Alat Penangkapan Ikan Yang Ramah Lingkungan Berbasis Code of Conduct for Responsible Fisheries di Kota Banda Aceh. Jurnal Agrisep, 15(2), 10-18.

Tesen M dan Hutapea R.Y. 2020.Studi Pengoperasian Pancing Ulur Dan Komposisi Hasil Tangkapan Pada Km Jala Jana 05 Di Wpp 572.Aurelia Journal vol. 1 (2):91-102.

Published
2022-11-01