PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR

THE PROCESSING OF HOUSEHOLD ORGANIC WASTE INTO LIQUID ORGANIC FERTILIZER

  • dhitodwi pramardika politeknik negeri nusa utara
  • Melanthon Junaedi Umboh
  • Gracia Christy Tooy
Keywords: Petta Selatan, Pupuk Organik Cair, Sampah

Abstract

Permasalahan sampah merupakan masalah global, termasuk yang dialami Kampung Petta Selatan saat ini. Pengolahan sampah yang dilakukan yaitu dengan cara dibakar, ditimbun dan ada yang dibuang ke dalam saluran pembuangan air limbah (SPAL). Sampah-sampah tersebut berdasarkan sifatnya yaitu 60 persen merupakan sampah organik. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberikan pelatihan dalam pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalam pengolahan sampah. Tahapan yang dilakukan berupa penyuluhan mengenai sifat sampah dan pupuk organik, pelatihan pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL), pelatihan pembuatan tong komposter semi anaerob yang dilaksanakan hari Sabtu, 12 September 2020 di kantor Kapitalaung Kampung Petta Selatan yang dihadiri 9 orang dengan penerapan protokol pencegahan Covid-19. Dari hasil evaluasi pelatihan nilai rata-rata pre post adalah 42,22, dan ketika dilakukan pelatihan maka nilai rata-rata post test adalah 82,22. dari hasil tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan rata-rata 40 sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan.

The household waste problem is a global problem, including those was experienced in Petta Selatan village. Waste processing was carried out by burning, dumping and discharge it into the waste water disposal channel (SPAL). Based on those characteristics, 60 percent of those waste was organic waste. Therefore, the community needs to trained in processing household organic waste into Liquid Organic Fertilizer (POC). Those article aim increasing knowledge and community independence in waste processing. A gradual process of counseling on the nature of waste and organic fertilizers, train on making Local Micro Organisms (MOL), train on making semi anaerobic composter vats was held in Saturday, September 12, 2020, at the Kapitalaung office of Petta Selatan village which was attended by 9 (nine) people with the implementation of the Covid-19 prevention protocol. The results of the training evaluation the pre-post average score was 42.22, and when the training was carried out, the post-test average score was 82.22. From this result it is known there is an increasing in knowledge about 40 before training and after training.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aditya, A. fatimah. 2020, Juni 17. KLHK: Jumlah Sampah Nasional 2020 Mencapai 67,8 Juta Ton. idntimes.com. https://www.idntimes.com/news/indonesia/aldzah-fatimah-aditya/klhk-jumlah-sampah-nasional-2020-mencapai-678-juta-ton/2

Budiaman, I. G. S., Kholisoh, S. D., Marsetyo, M. M., & Putranti, M. 2010, Januari 26. Pengaruh jenis starter, volumevPelarut, dan aditif terhadap pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos secara anaerob. Pengembangan teknologi kimia untuk pengolahan sumber daya alam Indonesia. Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan,” Yogyakarta.

Dirjen Cipta Karya. 2020. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. http://ciptakarya.pu.go.id/plp/simpersampahan/baseline/rosampahdataproplist.php?id=7100&tabid=dataumum

Jaelani, A., Purwanti, H. I., & Aziz, M. R. 2013. Pemanfaatan komposter sederhana sebagai solusi alternatif mengatasi sampah di perumahan podosugih kota pekalongan. Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional Program Kreativitas Mahasiswa - Pengabdian Kepada Masyarakat 2013, Jakarta. Pemanfaatan komposter sederhana sebagai solusi alternatif mengatasi sampah di perumahanpodosugih kota pekalongan

Kemenkes, R. I. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor hk.01.07/menkes/382/2020 Tentang Protokol kesehatan bagi masyarakat Di tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian corona virus disease 2019 (covid-19). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Manullang, R. R., Rusmini, & Darynon. 2017). Kombinasi mikroorganisme lokal sebagai bioaktivator kompos. Jurnal Hutan Tropis, 5(3).https://www.researchgate.net/publication/324156155_KOMBINASI_MIKROORGANISME_LOKAL_SEBAGAI_BIOAKTIVATOR_KOMPOS_Combination_of_Local_Microorganism_as_Compose_Bioactivators

Nur, T., Noor, A. R., & Elma, M. (2016). Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Sampah Organik Rumah Tangga Dengan Penambahan Bioaktivator Em4 (Effective Microorganisms). Konversi, 5(2). https://media.neliti.com/media/publications/107634-ID-none.pdf

Nurjazuli, Awiyatul, A., Juliana, C., Pertiwi, K. D., Samosir, K., Prasetyawati, P., & Santri, P. (2016). Teknologi pengolahan sampah organik menjadi kompos cair. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II, Padang.

Palupi, N. P. (2015). Ragam larutan mikroorganisme lokal sebagai dekomposter rumput gajah. Zira’ah, 40(2), 123–128.

Pramardika, D. D. (2020). Buku ajar promosi kesehatan. Yayasan Barcode.

Pramardika, D. D., Tooy, G. C., & Umboh, M. J. (2019). Pelatihan pembuatan hand sanitizer alami di kawasan objek wisata pesisir pantai embuhanga kabupaten kepulauan sangihe. Jurnal Ilmiah Tetengkorang, 3(2). http://e-journal.polnustar.ac.id/tkrg/article/view/232

Sahwan, F. L., Irawati, R., & Suryanto, F. (2004). Efektivitas pengkomposan sampah kota dengan menggunakan komposter skala rumah tangga. Jurnal Teknik Lingkungan P3TL, 5(2), 134–139.

Yudhistirani, ri, Syaufina, L., & Mulatsih, S. (2016). Desain sistem pengelolaan sampah melalui pemilahan sampah organik dan anorganik berdasarkan persepsi ibu-ibu rumah tangga. Konversi, 4(2), 29–42

Published
2020-11-03