PKMS PEMBERANTASAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU UNTUK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BERESIKO DI KECAMATAN MANGANITU

PKMS ERADICATION OF TUBERCULOSIS DESEASE FOR TUBERCULOSIS PATIENT AND AT RISK IN THE MANGANITU DISTRICT

  • Yeanneke Liesbeth Tinungki Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Detty Jeane Kalengkongan Politeknik Negeri Nusa Utara
Keywords: Pemberantasan, TB Paru, Penderita, Beresiko

Abstract

Tuberculosis (TBC) atau TB paru merupakan sejenis penyakit, infeksi yang diakibatkan Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini adalah bakteri yang sangat tahan asam sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengobatinya. Kecamatan Manganitu merupakan 1 (satu) Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang memiliki angka kejadian TB paru yang sangat tinggi. Penduduk dengan status pendidikan rendah cenderung memiliki masalah kesehatan terutama pencegahan TB Paru. Tujuan kegiatan PKMS ini adalah untuk mengurangi angka penderita penyakit TB paru, terciptanya perbaikan tata nilai masyarakat dari aspek kesehatan. PKMS dilaksanakan mulai akhir bulan Mei 2022 sampai dengan bulan November 2022 di wilayah Puskesmas Manganitu dengan 8 orang pasien. Metode pelaksanaan dibagi 3 tahap yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Hasil pelaksanaan ditahap persiapan adalah penyusunan program kerja, persiapan informasi, persiapan sarana prasarana dan koordinasi. Hasil PKMS ditahap pelaksanaan adalah pencarian pasien atau skrining, pemeriksaan sputum di laboratorium, pemberian obat OAT, evaluasi pengobatan setelah 2 bulan pemberian dan penyuluhan kesehatan serta pemberian makanan tinggi gizi.  Hasil PKMS ditahap evaluasi adalah melakukan evaluasi secara formatif dan sumatif. Kesimpulan PKMS ini Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Stimulus ini berlangsung dengan baik karena kerjasama yang baik dengan pasien, petugas Puskesmas, dokter dan keluarga Pasien

Tuberculosis (TB) or pulmonary TB is a disease, an infection caused by Mycobacterium tuberculosis, this bacterium is a very acid-resistant bacteria that takes a long time to treat. Manganitu District is 1 (one) District in Sangihe Archipelago District which has a very high incidence of pulmonary TB. Residents with low educational status tend to have health problems, especially prevention of pulmonary tuberculosis. The aim of this PKMS activity is to reduce the number of people with pulmonary TB, to create improvements in community values ​​from the health aspect. PKMS was carried out from the end of May 2022 to November 2022 in the Manganitu Health Center area with 8 patients. The implementation method is divided into 3 stages, namely the preparation stage, the implementation stage and the evaluation stage. The results of the implementation in the preparation stage are the preparation of work programs, preparation of information, preparation of infrastructure and coordination. The results of PKMS in the implementation phase are patient search or screening, sputum examination in the laboratory, administration of OAT drugs, evaluation of treatment after 2 months of administration and health education and provision of high-nutrition food. The results of PKMS in the evaluation stage are conducting formative and summative evaluations. The conclusion of this PKMS is that the Implementation of Stimulus Community Service is going well because of good cooperation with patients, Health Center staff, doctors and the patient's family

Downloads

Download data is not yet available.

References

Badan Litbang Kesehatan. (2013). Riskesdas Dalam Angka Tahun 2013. Jakarta: badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Brunner dan Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran. EGC

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Dirjen P2PL Kementerian Kesehatan RI

Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2012). Petunjuk Teknis Pemeriksaan Biakan, Identifikasi dan Uji Kepekaan Mycobacterium tuberculosis pada Media Padat

Depkes RI. (2002). Pedoman nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Depkes

Fitria E, Ramadhan R, dan Rosdiana. (2017). Karakteristik penerita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Rujukan Mikroskopis Kabupaten Aceh Besar. SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 4 No. 1

Fitriani E. (2013). Faktor Resiko yang berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Unnes J. Public Health

Kementerian Kesehatan RI RI. (2011). Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) In: Kepmenkes, editor. Jakarta: Kepmenkes

Kemenkes. (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia RI

Marissa N, Nur A. (2014). Gambaran Infeksi Mycobacterium Tuberculosis pada anggota Rumah Tangga Pasien Tb Paru (Studi Kasus di wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar). Media Litbangkes

Murtaningsih, Bambang W. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesembuhan penderita TB Paru (Studi kasus diPuskesmas Purwodadi I Kabupaten Grobogan). Skripsi. Semarang. UNNES

Pertiwi RN, Wuryanto MA Sitiningsih, D. (2012). Hubungan AntaraKarakteristik Individu, Praktik Hygiene dan sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Tuberkulosis di Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011. J. Kesehatan Masyarakat

Sosilowati T. factor- Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian Tuberkulosis di Kecamatan Kaliangkrik Magelang (Studi tentang Kontak Langsung dengan Pasien BTA Positif Tuberkulosis. J. Komun Kesehatan

Widyastuti, SD. Riyanto, R. Fauzi M. 2018. Gambaran Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) Di Kabupaten Indramayu. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan CARE Vol. 6 No. 2

Wulandari D, H. 2015 Analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien Tuberkulosis Paru Tahap Lanjutan untuk minum obat di RS Rumah Sehat Terpadu Tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit

World Health Organization. Global Tuberkulosis Report 2016. In: WHO.2016

Published
2024-03-01