KARAKTERISASI KITOSAN DARI LIMBAH RAJUNGAN (Portunus pelagicus)

  • Bella Anjelika Lalenoh Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Eko Cahyono Politeknik Negeri Nusa Utara
Keywords: rajungan, transformasi, kitosan, polimer

Abstract

Kitosan merupakan senyawa hasil deasetilasi kitin, terdiri dari unit N-asetiglukosamin dan N glukosamin. Adanya gugus reaktif amino pada atom C-2 dan gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-6 pada kitosan bermanfaat dalam aplikasinya yang luas, yaitu sebagai pengawet hasil perikanan dan penstabil warna produk pangan, sebagai flokulan dan membantu proses reverse osmosis dalam penjernihan air, aditif untuk produk agrokimia dan pengawet benih. Tujuan penelitian adalah melakukan transformasi biopolimer dari limbah rajungan menjadi polimer kitosan serta melakukan karakterisasi polimer kitosan. Manfaat dari penelitian agar dapat memberikan informasi mengenai metode ekstraksi polimer kitosan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode percobaan di laboratorium (experimental laboratory). Hasil dari proses ekstraksi polimer kitosan memiliki warna putih kecoklatan, tidak berbau, berbentuk serpihan, mengandung kadar air (10.27%), kadar abu (14.19%), rendemen (4.93%) dan tingkat kelarutan (100%).

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Bella Anjelika Lalenoh, Politeknik Negeri Nusa Utara

Teknologi Pengolahan Hasil Laut Politeknik Negeri Nusa Utara Tahuna Jl. Kesehatan No.1 Tahuna

Eko Cahyono, Politeknik Negeri Nusa Utara

Teknologi Pengolahan Hasil Laut Politeknik Negeri Nusa Utara Tahuna Jl. Kesehatan No.1 Tahuna

References

Angka SL, Suhartono MT. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: PKSPL. Institut Pertanian Bogor.

Cahyono E. 2015. Produksi glukosamin dengan metode hidrolisis bertekanan sebagai bahan penunjang kesehatan sendi. [Tesis]. Bogor: Progran Studi Teknologi Hasil
Perairan, Institut Pertanian Bogor.

Cahyono E. 2017. Transformasi limbah rajungan (Portunus pelagicus) menjadi polimer kitosan. [komunikasi singkat].

GRAS. 2012. Chitoclear® shrimp-derived chitosan: food usage conditions for general recognition of safety. Iceland (IL): GRAS

Hartati FK, Susanto T, Rakhmadiono S, Adi Loekito S. 2002. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tahap Deproteinasi Menggunakan Enzim Protease dalam
Pembuatan Kitin dari Cangkang Rajungan (Portunus pelagicus). Jurnal Biosain. 2(1):1-5

Hong H, No K, Meyers SP, Lee KS. 1989. Isolation and Characterization of Chitin from crawfish shell waste. J Agric Food. 3(3):375-579.

Muzzarelli RAA, Rochetti R, Stanic V, Weckx M. 1997. Methods for the determination of the degree of acetylation of chitin and chitosan. Di dalam: Muzzarelli RAA,
Peter MG (eds.). Chitin Handbook. Grottamare : European Chitin Soc.

Rahayu LH, Purnavita S. (2004). “Optimasi Proses Deproteinasi dan Demineralisasi pada Isolasi Kitin dari Limbah Cangkang Rajungan (Portunuspelagicus)”,
Prosiding: Teori Aplikasi Teknologi Kelautan. ITS Surabaya. Hal 8–11.

Srijanto B. 2003. Kajian Pengembangan Teknologi Proses Produksi Kitin dan Kitosan Secara Kimiawi”. Prosiding seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia 2003. 1(1):1 – 5.

Walke S, Srivastava G, Nikalje M, Doshi J, Kumar R, Ravetkar S, Doshi P. 2014. Physicochemical and functional characterization of chitosan prepared from shrimp shells and investigation of its antibacterial, antioxidant and tetanus toxoid entrapment efficiency. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research. 26(2):215-
225.

Zahiruddin W, Ariesta A, Salamah E. 2008. Karakteristik mutu dan kelarutan kitosan dari ampas silase kepala udang windu (Penaeus monodon) silase dregs. Fakultas
perikanan dan ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor
Published
2018-03-01