FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH PESISIR

HOUSE PHYSICAL CONDITION FACTORS AND INCIDENCE OF PULMONARY TUBERCULOSIS IN COASTAL AREA

  • Maryati Agustina Tatangindatu Politeknik Negeri Nusa Utara
  • Melanthon Juneidi Umboh Politeknik Negeri NUsa Utara
Keywords: faktor risiko, Tuberkulosis, Kondisi fisik rumah

Abstract

Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberculosis. TB merupakan salah satu dari sepuluh tertinggi penyebab kematian di seluruh dunia. Di Indonesia angka kematian akibat TB mencapai 140.000 orang per tahun. Di Kabupaten kepulauan Sangihe Tuberkulosis Paru masih menjadi masalah kesehatan. Pada tahun 2018 jumlah kasus TB di Wilayah Puskesmas Manenete berjumlah 21 kasus dan terjadi peningkatan kasus pada tahun 2019 menjadi 44 kasus.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB Paru di Wilayah Puskesmas Manente. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square menunjukkan variabel kepadatan hunian, ventilasi rumah serta jenis dinding rumah memiliki P value kurang dari 0.05 ( kurang dari 0.05). Untuk variabel jenis lantai diperoleh nilai P value lebih dari 0.05 (lebih dari 0.05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepadatan hunian, ventilasi rumah dan jenis dinding rumah dengan kejadian TB Paru serta tidak terdapat hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadia TB Paru di Wilayah Puskesmas Manente. Pemerintah dan instansi terkait perlu melakukan promosi kesehatan secara rutin terkait upaya pencegahan TB Paru serta mengedukasi masyarakat untuk dapat meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Tuberculosis (TB) is a chronic bacterial infection caused by Mycobacterium tuberculosis. TB is one of the top ten causes of death worldwide. Death caused by TB amount 140,000 people in a year. In Sangihe District, Pulmonary Tuberculosis was a health problem. In 2018 the number of TB cases in Manente Health Center area were 21 cases and increased in 2019 44 cases. The purpose of this study was to determine the relationship between house physical condition factors with the incidence of pulmonary tuberculosis in the Manente Health Center area. Those reseach were analytic survey research with a cross sectional approach. The results of bivariate analysis used the Chi Square Test showed that the variables of house density, house ventilation and type of house walls had a P value of less than 0.05 (less than 0.05). For the floor type variable, the P value was more than 0.05 (more than 0.05). Based on the results the reaseach concluded that those was a relationship between house density, house ventilation and type of house wall with the incidence of Pulmonary Tuberculosis and there was no relationship between the type of floor of the house and the incidence of Pulmonary Tuberculosis in Manente Health Center area. The government and related officer need to carry out regular health promotions about how to prevent Pulmonary Tuberculosis and educate the public able to increase endurance by implementing a clean and healthy lifestyle.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anggraeni, S. K., Raharjo, M., & Nurjazulli. (2015). Hubungan Kualitas Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Kesehatan Dengan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(1).

Dewi, E. F., Suhartono, & Adi, M. S. (2016). Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Tb Paru di Kota Magelang. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(2).

Hamidah, Kandou, G. D., & Posangi, J. (2015). Hubungan Kualitas Lingkungan Fisik Rumah Dengan Puskesmas Perawatan Siko Kecamatan Ternate Utara. Journal E-Biomedik, 3(3).

Izzati, S., Basyar, M., & Nazar, J. (2013). Artikel Penelitian Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2013, 4(1), 262–268.

Kemenkes RI.(1999). Kepmenkes RI No. 829 Tahun 1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Jakarta: Kemenkes RI.

Lanus, I. N., Suyasa, I. N., & Sujaya, I. N. (2012). Hubungan Antara Sanitasi Rumah Dengan Kejadian Tb Paru Di Kabupaten Bangli Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(2), 146–151.

Manalu, H. S. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tb Paru Dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan, 9(4), 1340–1346.

Noor, N. N., & I Nyoman Sunarka. (2013). Analisa faktor risiko lingkungan terhadap kejadian tuberkulosis paru. Medula, 1(1), 7–13.

Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Oktavia, S., Mutahar, R., & Destriatania, S. (2016). Analisis Faktor Risiko Kejadian Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(2), 124–138.

P, R. S., A, M. I. A., & Nahariani, P. (2013). Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Angka Kejadian Tb Paru Bta Positif Di Wilayah Kerja Puskesmas Peterongan Jombang Tahun 2012 (The Relation Of Economic Social With Occurerence Number Lungs Tuberculosis With Positive Bta In The District Of Puskesmas. Jurnal Metabolisme, 2(3), 31–38.

Pratama, B. Y., Budiarti, L. Y., & Lestari, D. R. (2013). Karakteristik Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tb Paru. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 1(1), 16–23.

Setiadi, D., & Adi, M. S. (2019). Pengetahuan, Praktik Pencegahan dan Kondisi Rumah pada Kontak Serumah dengan Penderita TB Paru di Kabupaten Demak. VisiKes, 18(1).

Wulandari, S. (2012). Hubungan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Unnes Journal of Public Health, 1(1), 3–6.

Published
2021-01-21